Tolak dan Hapuskan Piala Adipura

Tolak dan Hapuskan Piala Adipura - Adipura adalah sebuah penghargaan yang diberikan oleh pemerintah bagi kota yang berhasil dalam hal kebersihan dan pengelolaan lingkungan perkotaan. Penghargaan yang diberikan berupa piala adipura.

Program adipura ini diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan hidup sejak 1986 kemudian terhenti pada tahun 1998. Pada tahun 2002 Program Adipura ini kembali dicanangkan oleh pemerintah dan berlangsung sampai sekarang.

Meraih Piala Adipura sudah menjadi semacam Kewajiban setiap Kepala Daerah, dan kesannya keberhasilan seorang kepala Pemerintahan di nilai apakah Kepala Daerah tersebut dapat memboyong Piala tersebut dari Istana menuju Kantor Pemerintahan setempat.
Piala Adipura Mode lama
Bertempat tinggal di Kota yang bersih dan nyaman tentunya dambaan setiap manusia, karena dengan bersih maka kesehatan pendudk lebih terjamin dan suasana yang nyaman juga akan membuat hidup terasa tentram dan damai, sehingga dengan kondisi yang kondusif tersebut maka penduduk kota tersebut akan semakin sehat dan produktif.
Piala Adipura dalam Wajah baru
Akan tetapi sangat disayangkan bila proses meraihnya, justru mengorbankan dan menyakiti rakyat. Lihat saja bagaimana, Pedagang Kaki Lima Digusur, Pedagang Pasar Tradisionil digusur. Padahal bagi mereka berdagang adalah kehidupan mereka, karena bila mereka tidak berdagang, mereka akan sakit karena kelaparan, dan tidak nyaman karena mata pencaharian mereka tidak ada lagi.
Pedagang Pasar Tradisionil Digusur
Ironisnya, pihak pemerintah tidak memberikan jalan keluar kepada mereka yang telah kehilangan harapan untuk mengais rejeki untuk makan malam dan sekedar membiayayi anak-anak mereka sampai tahu baca dan berhitung saja, adapun relokasi yang ditawarkan tentunya sangat jauh dari harapan, dan lebih memilukan lagi tempat mereka  semula berdagang telah digantikan dengan bangunan megah yang juga merupakan pasar tapi bukan Tradisionil melainkan modern, yang untuk menginjak kan kaki saja mereka tidak berani masuk kedalam kedalam.
Pedangang Pasar Tradisionil Digusur
Hak asasi manusia yang katanya diakui oleh pemerintah, ternyata hanya hiasan lembaran negara yang pernah dihargai apalagi  diterapkan. Penghargaan Adipura lebih dihargai, lebih dikedepankan dari pada piala pemberantasan kemiskinan. Kebersihan fisik lebih dihargai dari pada kebersihan Jiwa, Kenyaman yang mempunyai uang lebih diutamakan dari pada kenyaman rakyat yang penuh keringat dan air mata dalam mencari sesuap nasi.                                    

Adipura bukan lagi sebuah penghargaan yang bertujuan untuk rakyat tapi hanya sebagai alasan untuk menggusur pedangang tradisionil yang digantikan pasar modern. Adipura hanya dijadikan sebagai keberhasilahKepala Pemerintahan bukan , keberhasilan rakyat secara menyeluruh, Adipura bukan lagi sebagai simbol kenyamanan akan tetapi menjadi simbol penderitaan rakyat kecil, Adipura bukan lagi simbol kebersihan akan tetapi simbol egoisme dan cara-cara kotor untuk mencapai sesuatu.

Oleh karena itu Tolak, dan Hapuskan Program Adipura. Rakyat lebih penting dari pada simbol prestitus, Sudah saatnya  kita sadar bahwa banyak sekali program-program pemerintah saat ini hanya program pencitraan yang hanya menyengsarakan rakyat secara berlahan-lahan. Setengah Merdeka..!!! Revolusi... Revolusi... Revolusi...!!!
By: Don Sisco, P

0 komentar:

Berbagi OPINI

Subscribe Bookmark and Share

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

 Subscribe in a reader

Yahoo bot last visit powered by Scriptme Google bot last visit powered by Scriptme