Presiden Dalang Kisruh KPK VS Polri? - Siapakah yang menjadi dalang kisruh KPK VS Polri? Mungkin ini yang menjadi pertanyaan sebagian besar masyarakat indonesia saat ini. Ditengah pertanyaan tersebut ada juga muncul emosi sesat yang memunculkan sumpah serapah pada seseorang yang kita anggap bersalah. Kebanyakan masyarakat hanya mengikuti informasi dari media, yang kebenarannya sendriri masih dipertanyakan.
Bila kita sedikit menganalisis sedikit tentang kasus yang melibatkan dua penegak hukum ini, maka dengan sendirinya kita akan mungkin lebih sedikit tercerahkan dan dapat mempunyai pegangan sebagai hipotesa untuk diuji kebenaranya, walaupun dalam politik kebenaran hanya sebatas kepentingan yang selalu diselalu dijaga dalam dinamika strategi dan taktik.
Dalam dunia politik pahlawan, pengkianat, pembrontak, pejuang selalu dilihat dari tolak ukur kepentingan, ironisnya dalam mencapai sebuah tujuan maupun menjaga tujuan tetap terkendali maka korban ataupun yang dikorbankan akan selalu ada. Akan tetapi kesalahan tersebut akan selalu dikemas sedemikian rupa bahwa yang berkepentingan tidak bersalah bahkan bila bisa Dia muncul menjadi seorang Pahlawan dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Kembali pada persoalan kisruh KPK Vs Polri, Seperti yang telah kita ketahui bahwa persoalan ini semakin mencuat pada saat diketahuinya penyadapan yang dilakukan KPK terhadap Kabareskrim menyakut Kasus Bank Century. Dimana KPK menunding Kabareskrim terlibat dalam pencairan devosan besar di Bank Century yang mengalami kegagalan yang diselamatkan dengan PERPU yang dikeluarkan Presiden.
Sebagai lembaga yang mempunyai yang hampir sama, maka kedua lembaga tersebut mencoba unjuk kekuasaan dan wewenang. Di tengah situasi unjuk kekuatan antara dua lembaga tersebut, maka lembaga kejaksaan mencoba masuk kearena dan menyerang KPK, supaya kewenangan KPK dibatasi hanya sebagai Penyidik dan untuk penuntutan dihapuskan, karena Lembaga penuntut satu-satunya adalah hanya kejaksaan.Persoalan mengenai Hak penututan ini terjawab sudah dengan disahnkan UU pengadilan Tipikor yang ternyata telah menghapus kewenanangan penuntutan KPK.
Sebelum itu Pimpinan KPK telah "DiKorbankan", Ketua KPK terjerumur dalam perangkap wanita sehingga tersandung dalam kasus pembunuhan. Demikian juga Pimpinan lainya mereka juga terjerumus dalam jebakan kasus Basaro. Sehingga dengan melihat situasi seperti itu Presiden dengan gampangnya mengeluarkan Perpu Plt KPK walupun belum ada kekuatan hukum tetap terhadap mereka.
Munculnya Transkrip rekaman pembicaraan anggodo via telepon memberikan hal baru bagi kita, bahwa Kasus Bank century, Basaro, Kasus Pembunuhan Nazzuridan mempunyai benang merah, dan bisa dikatakan adalah sebuah skenario cantik yang sistematis dan yang menjadi target sasaran yang dikorbankan juga adalah KPK sedangkan pemainnya adalah Kepolisian dan kejaksaan. Akan tetapi dalam trasnkrip ini ada disebut RI-1 alias SBY, Benarkah beliau Terlibat atau dilibatkan?
Mungkinkah beliau dibalik layar dari pengkerdilan Lembaga yang mengangkat popularitasnya?
Ada beberpa hal yang dapat kita jadikan sebagai kajian awal kita yaitu:
1. Perpu yang dikeluarkan.
2. Sikap politik beliau terhadap masalah yang dihadapai KPK, POLRI, Kejaksaan.
3. Sikap Dari politisi Demokrat Sendiri.
Untuk menjawab hal diatas Pemuda Indonesia baru akan menjawab pada postingan berikutnya. Dan menurut Pemuda Indonesia yang paling mengetahui keterlibatan SBY dalam hal ini hanyalah Jusuf Kalla. Semoga Pak JK dapat memberikan pencerahan kepada bangsa ini.
Bersambung...
Bila kita sedikit menganalisis sedikit tentang kasus yang melibatkan dua penegak hukum ini, maka dengan sendirinya kita akan mungkin lebih sedikit tercerahkan dan dapat mempunyai pegangan sebagai hipotesa untuk diuji kebenaranya, walaupun dalam politik kebenaran hanya sebatas kepentingan yang selalu diselalu dijaga dalam dinamika strategi dan taktik.
Dalam dunia politik pahlawan, pengkianat, pembrontak, pejuang selalu dilihat dari tolak ukur kepentingan, ironisnya dalam mencapai sebuah tujuan maupun menjaga tujuan tetap terkendali maka korban ataupun yang dikorbankan akan selalu ada. Akan tetapi kesalahan tersebut akan selalu dikemas sedemikian rupa bahwa yang berkepentingan tidak bersalah bahkan bila bisa Dia muncul menjadi seorang Pahlawan dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Kembali pada persoalan kisruh KPK Vs Polri, Seperti yang telah kita ketahui bahwa persoalan ini semakin mencuat pada saat diketahuinya penyadapan yang dilakukan KPK terhadap Kabareskrim menyakut Kasus Bank Century. Dimana KPK menunding Kabareskrim terlibat dalam pencairan devosan besar di Bank Century yang mengalami kegagalan yang diselamatkan dengan PERPU yang dikeluarkan Presiden.
Sebagai lembaga yang mempunyai yang hampir sama, maka kedua lembaga tersebut mencoba unjuk kekuasaan dan wewenang. Di tengah situasi unjuk kekuatan antara dua lembaga tersebut, maka lembaga kejaksaan mencoba masuk kearena dan menyerang KPK, supaya kewenangan KPK dibatasi hanya sebagai Penyidik dan untuk penuntutan dihapuskan, karena Lembaga penuntut satu-satunya adalah hanya kejaksaan.Persoalan mengenai Hak penututan ini terjawab sudah dengan disahnkan UU pengadilan Tipikor yang ternyata telah menghapus kewenanangan penuntutan KPK.
Sebelum itu Pimpinan KPK telah "DiKorbankan", Ketua KPK terjerumur dalam perangkap wanita sehingga tersandung dalam kasus pembunuhan. Demikian juga Pimpinan lainya mereka juga terjerumus dalam jebakan kasus Basaro. Sehingga dengan melihat situasi seperti itu Presiden dengan gampangnya mengeluarkan Perpu Plt KPK walupun belum ada kekuatan hukum tetap terhadap mereka.
Munculnya Transkrip rekaman pembicaraan anggodo via telepon memberikan hal baru bagi kita, bahwa Kasus Bank century, Basaro, Kasus Pembunuhan Nazzuridan mempunyai benang merah, dan bisa dikatakan adalah sebuah skenario cantik yang sistematis dan yang menjadi target sasaran yang dikorbankan juga adalah KPK sedangkan pemainnya adalah Kepolisian dan kejaksaan. Akan tetapi dalam trasnkrip ini ada disebut RI-1 alias SBY, Benarkah beliau Terlibat atau dilibatkan?
Mungkinkah beliau dibalik layar dari pengkerdilan Lembaga yang mengangkat popularitasnya?
Ada beberpa hal yang dapat kita jadikan sebagai kajian awal kita yaitu:
1. Perpu yang dikeluarkan.
2. Sikap politik beliau terhadap masalah yang dihadapai KPK, POLRI, Kejaksaan.
3. Sikap Dari politisi Demokrat Sendiri.
Untuk menjawab hal diatas Pemuda Indonesia baru akan menjawab pada postingan berikutnya. Dan menurut Pemuda Indonesia yang paling mengetahui keterlibatan SBY dalam hal ini hanyalah Jusuf Kalla. Semoga Pak JK dapat memberikan pencerahan kepada bangsa ini.
Bersambung...
1 komentar:
Saya tertarik dengan kutipan anda, bahwa yang paling mengetahui keterlibatan SBY dalam kasus ini adalah Yusuf Kalla benarkah itu, jika itu benar maka JK wajib di hadapkan pada permasalahan ini, demi Bangsa ini tentunya. JK tidak boleh tinggal diam, dia harus berani menyuarakan kebenaran sekalipun itu Pahit.
Posting Komentar