KASUS ANTASARI VS KASUS PEMILU : MERUPAKAN PENGALIHAN ISU.

Bila ada pertanyaan hal apa yang paling diberitakan oleh media saat ini, maka jawabannya ada dua hal yaitu mengenai PILPRES dan Kasus pembunuhan Naszzarudin yang melibatkan ketua KPK Antasari azhar. Kedua hal ini memang merupakan berita yang banyak dicari oleh orang-orang yang haus akan berita.

Pilpres merupakan moment yang hanya dilakukan lima tahun sekali yang melibatkan banyak pihak yang berpengaruh serta momen ini juga merupakan momen penentu bagaimana Republik Indonesia lima tahun kedepan, sehingga sangat perlu dikonsumsi oleh public untuk pendidikan politik. Kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen yang melibatkan ketua KPK menarik karena melibatkan Antasari Azhar sebagai ketua KPK, dimana dimata masyarakat Komisi Pembrantasan Korupsi dinilai cukup berhasil untuk mengungkap kasus-kasus korupsi di tanah air.

Kedua topic media ini menenggelam topic yang sebelumnya juga merupakan sebuah hal yang sangat menarik yaitu mengenai kasus pemilu legislative yang sampai saat ini tidak jelas penyelesaiannya. Padahal kasus ini juga merupakan kasus yang sangat penting untuk diketahui masyarakat bagaimana tindak lanjutnya.

Ada kesan mencuatnya kasus Pembunuhan nasrudin ini merupakan pengalihan isu, agar rakyat bisa melupakan kasus-kasus pemilu yang tidak sampai sekarang tidak jelas bagaimana ujung pangkalnya. Hal ini tidak baik untuk kemajuan sautu Negara demokrasi, karena hal ini bisa menjadi api dalam sekam serta bom waktu yang sewaktu-waktu akan bisa melululantahkan pondasi demokrasi yang dengan susuah payah dibangun serta memakan biaya yang besar.

Dalam hal ini diharapkan kepada piha-pihak terkait, baik media masa, maupun lembaga-lembaga pemerintahan harus tetap memberikan perhatian yang serius terhadap kasus pemilu legislative, dan kepada masyarakat jangan terlena dengan pengalihan isu murahan dan kritis terhadap perkembangan serta bijak dalam menentukan sikap. Jangan terlena dan terbuai oleh sandiwara yang dilakoni oleh actor-aktor kawakan sehingga kita lupa persoalan yang harus kita selesaikan. Kritis mengikuti perkembangan, bijak mengambil sikap menuju Indonesia baru.

by: Don Sisco P, SH

0 komentar:

Berbagi OPINI

Subscribe Bookmark and Share

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

 Subscribe in a reader

Yahoo bot last visit powered by Scriptme Google bot last visit powered by Scriptme