MENANTI GENERASI BUDI UTOMO

Berawal dari pertemuan-pertemuan dan diskusi yang sering dilakukan di perpustakaan School tot Opleiding van Inlandsche Artsen oleh beberapa mahasiswa, antara lain Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo, Goembrek, Saleh, dan Soeleman. Mereka memikirkan nasib bangsa yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa lain (Belanda), serta bagaimana cara memperbaiki keadaan yang amat buruk dan tidak adil itu. Para pejabat pangreh praja (sekarang pamong praja) kebanyakan hanya memikirkan kepentingan sendiri dan jabatan. Dalam praktik mereka pun tampak menindas rakyat dan bangsa sendiri, misalnya dengan menarik pajak sebanyak-banyaknya untuk menyenangkan hati atasan dan para penguasa Belanda.

Para pemuda itu akhirnya berkesimpulan bahwa merekalah yang harus mengambil prakarsa menolong rakyatnya sendiri. Pada waktu itulah muncul gagasan Soetomo untuk mendirikan sebuah perkumpulan yang akan mempersatukan semua orang Jawa, Sunda, dan Madura yang diharapkan bisa dan bersedia memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya. Perkumpulan ini tidak bersifat eksklusif tetapi terbuka untuk siapa saja tanpa melihat kedudukan, kekayaan, atau pendidikannya.

Pada hari Minggu, 20 Mei 1908, pada pukul sembilan pagi, bertempat di salah satu ruang belajar STOVIA, Soetomo menjelaskan gagasannya. Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa dan Tanah Air ada di tangan mereka. Maka lahirlah Boedi Oetomo.(id.wikipedia.org)

Dari sejarah singkat lahirnya Boedi Oetomo diatas maka ada beberapa hal (Situasi dan KOndisi) yang sama dengan situasi dan kondisi bangsa Indonesiasaat ini yaitu:
  • Nasib Indonesia yang buruk.
Bila kita kaji secara mendalam makam suka tidak suka, mau tidak mau, saat ini Nasib bangsa indonesia memang buruk, Musibah datang bertubi-tubi, Pengangguran dimana-mana. Gizi buruk, Utang yang begitu banyak,dan masalah-masalah sosial lainya,
  • Indonesia dianggap Bodoh dan tidak bermartabat.
Hal ini jelas sekali kita lihat dari perlakuan-perlakuan negara-negara lain terhadap TKI/TKW kita yang berada di luar negeri, Nelayan kita di tembak di perairan sendiri, direbutnya sebagian Pulau-pulau kita. adanya ebargo, dan hal-hal lain.
  • Pejabat hanya mementingkan diri sendiri dan jabatan.
Hal ini sangat jelas kita lihat, dengan banyaknya kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh para pejabat.dan adanya politik hitam untuk mempertahankan jabatan maupun merebut jabatan seperti, money politik, suap,saling menjelek-jelekan,dan bahkan saling membunuh.

Maka dari itu kinilah saatnya kembali pemuda dipanggil untuk memikirkan bagaimana cara untuk memperbaiki keadaan buruk dan tidak adil ini yang terjadi di alam kemerdekaan yang telah berumur 64 Tahun ini. MARI PEMUDA/I INDONESIA JANGAN BIARKAN IBU PERTIWI LEBIH LAMA LAGI MENANGIS. BERSATULAH MENUJU INDONESIA BARU.!!!

0 komentar:

Berbagi OPINI

Subscribe Bookmark and Share

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

 Subscribe in a reader

Yahoo bot last visit powered by Scriptme Google bot last visit powered by Scriptme