PEMILU 2009 : PERTARUNGAN KELOMPOK TUA VS KELOMPOK MUDA

Pada awal reformasi tahun 1998 beberapa kelompok pemuda intelektual secara progresif mempelopori secara sadar untuk maju bersama, mendorong dan melakukan perlawanan, demi menuntut agar terjadinya suatu perubahan didalam negeri dengan menyatukan gerak dan langkah bersama, demi menumbangkan rezim Presiden Suharto yang dianggap sebagai penghambat “ Demokrasi dan Keadilan “ sekaligus orang yang paling “Bertanggung-Jawab” dalam menghancurkan sistem dan sendi-sendi kenegaraan dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Perjuangan kelompok muda intelektual (mahasiswa) tersebut tidaklah sia-sia belaka, karena kelompok – kelompok yang ada ditengah-tengah masyarakat sangat mendukung 100 % gerakan dan perjuangan kelompok pemuda tersebut. Ada kelompok pedagang, kelompok petani, buruh, supir angkutan umum, kelompok kaum miskin kota dan kelompok masyarakat lainnya berjuang bersama-sama untuk mewujudkan suatu perubahan, demi terciptanya suatu tatanan masyarakat Indonesia yang baru.

Dengan harapan bahwa, pemberantasan terhadap praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Didalam negeri dapat segera teratasi. Akibat perjuangan kelompok pemuda tersebut, maka rezim Suharto yang selama 32 tahun lamanya menancapkan taringnya dibumi pertiwi ini, akhirnya jatuh dan selanjutnya terjadilah PEREBUTAN KEKUASAAN diitingkat Pusat Pemerintahan, baik bidang Eksekutif, Legislative dan Yudikatif. Mereka yang berhasil duduk dalam Pemerintahan umumnya adalah orang-orang yang berasal dari Kelompok Tua, (baca: Kelompok Tua” ber-usia diatas 50 Tahun) Kelompok Tua tersebut sebenarnya selama ini baik secara langsung maupun tidak langsung, telah ikut serta dalam menikmati hasil pada pemerintahan Presiden Suharto.

Perjuangan Kelompok Muda telah “ Didompleng/Ditunggangi ” (baca:dimanfaatkan) oleh Kelompok Tua demi memperoleh kekuasaan semata. Sehingga tidak heran apabia kondisi bangsa ini semakin carut-marut (berantakan) akibat “Negara Ini Telah Salah Urus”. Artinya bahwa banyak pejabat yang duduk sebagai penyelenggara Negara tersebut baik yang berada di Legislatif, eksekutif dan yudikatif adalah memang orang yang tidak memahami dan memliki kemampuan dalam melaksanakan “Tugas, Fungsi dan Wewenangnya” sebagai pejabat pemerintahan. Jadi kita tidak perlu heran apabila sepanjang perjalanan “REFORMASI” selama 10 tahun ini, perkembangan bangsa dan Negara ini terasa berjalan ditempat.

Kesalahan kelompok tua tersebut tidak hanya sampai perebutan kekuasaan semata saja, tetapi melainkan kelompok-kelompok muda intelektual yang telah berjasa besar dalam menumbangkan rezim Suharto, justru “dikotak-katik” sehingga kekuatan dan persatuan kelompok muda tersebut menjadi pecah dan terjadi konflik diantara kelompok itu sendiri. Fenomena ini dapat dilihat ketika rezim Suharto telah runtuh, maka perlahan-perlahan peran pemuda tersebut dianggap sudah tidak diperlukan lagi, sehingga harus disingkirkan.

Pertanyaan, Kenapa Kelompok Pemuda Harus Disingkirkan Oleh Kelompok Tua………..???

Karena sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa kelompok pemuda adalah orang-orang yang selalu sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan suatu perubahan.

Selama 2 (dua) periode atau sekitar 10 tahun lamanya Kelompok Tua telah diberi kesempatan untuk mengurusi Pemerintahan baik bidang Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif, teryata kesempatan tersebut telah disia-siakan oleh Kelompok Tua, justru yang terjadi adalah mereka memperkaya diri sendiri dan kelompok kroni-kroninya.

Untuk itu diharapkan kepada masyarakat umum saat ini, senang atau tidak senang harus dapat memberikan suatu kepercayaan atau kesempatan kepada pemuda, untuk dapat membuktikan jati diri sebagai pemuda Indonesia yang memiliki kemampuan, kecerdasan dan niat yang tulus untuk memperbaiki kondisi bangsa yang sudah terpuruk ini. Karena kelompok tua sudah cukup lama diberi kepercayaan untuk mengelola dan melaksanakan kegiatan pemerintahan, teryata mereka GAGAL Keterpurukan ekonomi, Peningkatan Pengangguran, Penegagakan Hukum dilakukan dengan tebang pilih, sehingga ketidak-adilan merajalela dimana-mana. Itulah bukti kegagalan kelompok tua dalam penyelenggaran Negara Indonesia.

0 komentar:

Berbagi OPINI

Subscribe Bookmark and Share

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

 Subscribe in a reader

Yahoo bot last visit powered by Scriptme Google bot last visit powered by Scriptme