Gambaran terdongkraknya martabat bangsa yang didengungkan Presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono, tak terlihat dalam penanganan kasus mahasiswa RI yang tewas di Singapura, David Hartanto Widjaja.
Pemerintah dianggap kurang bertanggung jawab dan tegas kepada negeri Singa itu. "Martabat bangsa Indonesia seakan-akan tercampakkan dan tidak diindahkan oleh negara lain meski jelas-jelas kasus kematian David merupakan hasil sebuah karya kriminal.
Penegakkan dan optimisme atas martabat bangsa Indonesia sedang diuji dan dipertaruhkan dalam kasus ini," kata Program Director Strategic Indonesia, Audy Wuisang, dalam sebuah rilis, Kamis (20/8).
Strategic Indonesia (SI) menggarisbawahi perkembangan penanganan kasus David di Singapura, yang dikatakan sebagai hilangnya nyawa seorang mahasiswa cemerlang tanpa penanganan hukum dan advokasi yang memadai dari pemerintah Indonesia.
Audy merasa martabat seluruh bangsa dipertaruhkan dalam kasus yang berujung ketidak adilan bagi pihak keluarga ini.
"Kami mendesak pemerintah untuk segera melakukan tindakan proaktif membela kepentingan warganya di luar negeri," lanjut Audy.
Selain banyaknya dugaan pelanggaran HAM dalam proses hukum, Kepolisian Singapura belum mengembalikan laptop David meski hampir sebulan setelah Pengadilan Koroner mengeluarkan putusan.
Pengadilan Koroner Singapura memutuskan David bunuh diri, sesuai yang selama ini disampaikan pihak Nanyang Technology University (NTU), tempatnya menuntut ilmu.
Pihak keluarga dan tim verifikasi independen yang diketuai Iwan Piliang menemukan banyak bukti yang mengatakan pemuda berusia 21 tahun itu dibunuh. (inilah.com)
Pemerintah dianggap kurang bertanggung jawab dan tegas kepada negeri Singa itu. "Martabat bangsa Indonesia seakan-akan tercampakkan dan tidak diindahkan oleh negara lain meski jelas-jelas kasus kematian David merupakan hasil sebuah karya kriminal.
Penegakkan dan optimisme atas martabat bangsa Indonesia sedang diuji dan dipertaruhkan dalam kasus ini," kata Program Director Strategic Indonesia, Audy Wuisang, dalam sebuah rilis, Kamis (20/8).
Strategic Indonesia (SI) menggarisbawahi perkembangan penanganan kasus David di Singapura, yang dikatakan sebagai hilangnya nyawa seorang mahasiswa cemerlang tanpa penanganan hukum dan advokasi yang memadai dari pemerintah Indonesia.
Audy merasa martabat seluruh bangsa dipertaruhkan dalam kasus yang berujung ketidak adilan bagi pihak keluarga ini.
"Kami mendesak pemerintah untuk segera melakukan tindakan proaktif membela kepentingan warganya di luar negeri," lanjut Audy.
Selain banyaknya dugaan pelanggaran HAM dalam proses hukum, Kepolisian Singapura belum mengembalikan laptop David meski hampir sebulan setelah Pengadilan Koroner mengeluarkan putusan.
Pengadilan Koroner Singapura memutuskan David bunuh diri, sesuai yang selama ini disampaikan pihak Nanyang Technology University (NTU), tempatnya menuntut ilmu.
Pihak keluarga dan tim verifikasi independen yang diketuai Iwan Piliang menemukan banyak bukti yang mengatakan pemuda berusia 21 tahun itu dibunuh. (inilah.com)
0 komentar:
Posting Komentar