Pemimpn kita perlu Belajar pada Supir Angkot - Supir angkot bisa dikatkan sebuah pekerjaan yang meuurutsebagian orang adalah pekerjaan yang tidak perlu otak yang begitu cerdas layaknya seperti orang yang duduk dalam jabatan tertentu. Supir hanya perlu tahu membawa mobil dan telah mempunyai SIM sebagai Ijasah maka sesorang dapat membawa mobil sebagai pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya.
Supir memang dianggap sebagi pekerjaan yang berada dikasta rendah bila dibandingkan dengan pengusaha, pedagang, politisi apalagi menteri maupun presiden. Aka tetapi dibalik itu semua pekerjaan supir sangat mempunyai makna yang perlu kita ambil hikmatnya untuk kita jadikan sebagai cermin dalam kehidupan ini terutama para pemimpin kita yang nota bene katanya harus cerdas dan mempunyai integritas.
Memang kita tidak bisa menyangkal bahwa untuk menjadi seorang supir tidak perlu sekolah yang tinggi-tinggi apalagi belajar sampai keluar negeri. Akan tetapi bila kita amati keseharian dari seorang supir maka selayaknya kita memberikan apresiasi dan mengambil pelajaran dari pekerjaan mereka.
Tulisan ini saya buat berawal dari hasil pengalaman pengamatan saya. Karena saya tidak punya kenderaan sendiri maka kemanapun saya pergi menggunakan jasa angkutan. Karena sudah menjadi kebiasaan naik angkot maka saat diatas angkot saya selalu memperhatikan setiap supir yang saya tumpangi, dan kalau ada kesempatan maka saya duduk didepan dan sedikit berbicara dengan mereka.
Dari hasil pengamatan dan pembicaraan saya denga para supir tersebut maka saya sungguh tertarik dan mendapatkan beberapa pelajaran yang sunguh bermanfaat dari mereka.
Seorang supir angkot sebelum matahari terbit telah menghidupkan dan memeriksa kenderaan mereka sekaligus bersih-bersih, hal ini mungkin tidak jauh dengan para pemimpin kita yang telah mempersiapkan program apa yang mereka kerjakan Hanya bedanya pemimpin kita terkadang mengadakan program yang melnceng dari janji-janji mereka sewaktu kampanye,sedangkan supir tidak, karena jurusan ataupun trayek mereka sudah ditentukan dan lewat jalur mana.
Dalam perjalan seorang supir selalu jeli melihat kiri dan kanan dan kedepan, dan terkadang kebelakang. Hal ini selalu akn dilakukan oleh seorang supir, ke kiri melihat calon penumpang, ke kanan melihat mobil disamping maupun sedang akan mendahului mobil didepannya, ke belakang melihat mobil dibelakang apakah ada mbil yang satu jurusan, maupun sudah berapa sewanya sehingga di tahu mengambil berapa lagi sewa yang akan di naikan. hal ini berbeda dengan pemimpin kita yang lebh cenderung melihat kiri kanan (Kolega) dan kedepan tanpa penah melihat kebelakang apa yang menjadi janji-janji mereka pada rakyat.
Selain itu seorang supir juga harus selalu menggunakan mulut dan telinga mereka. Mulut untuk mengajak calon calon para penumpang, telinga mendengarkan suara penumpang bila sudah sampai ditujuannya. Singkatnya seoarang supir itu menggunakan seluruh jiwa raganya dalam melaksanakan pekerjaannya. Dimana seoarng supir itu tanpa diberitahu supir itu langsung mengerti apa yang diinginkan oleh para penumpang Hal ini saya lihat sewaktu saya berangkat kerja, seorang supir itu selalu menjalankan dengan cepat bila jalan lagi kosong, tanpa sedikitpun melenggak lengok dijalan, dan pada sewaktu saya pulang supir tersebut menjalankan mobilnya dengan santai, dan saya tanyakan kepada dia, kok tadi pagi ngebut pak? sekarang kok santai? jawaba supir tersebut; tadi pagi kan sewa kebanyakn kerja, nanti terlambat kalo jalan mbolnya santai-santai. saat kami bicara tersebut pak supir melihat kebelakang,nampak sewa mempunyai wajah kusut, pak supir langsung nyetel lagu yang menghibur. dan disaat perjalanan, ada seorang sewa mendapatkan telp, pak supir langsung mengecilkan volume musik tersebut.melihat hal tersebut dal hati saya berbisik, begitu peka dan mengertinya pak supir ini.
Pikiran saya terus melayang pada saat itu, seandainya seperti supir angkot ini supir negara indonesia ini? tentunya rakyat yang menumpang didalamnya tidak begitu menderita.
Seorang supir bila dianalogikan dengan seorang pemimpin sama persis, mereka sama-sama membawa orang menuju tujuan, dan dalam prosenya sisupir dan sipemimpinlah yang menjadi steering dan memberikan kenyamanan, melindungi dan mengeriti apa yang dibutukan oleh para penumpang dan rakyatnya.
Supir memang tidak perlu kecerdasan tapi mereka berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Supir memang tidak cerdas tapi bijak. Begitu juga pemimpin tidak perlu cerdas/pintar akan tetapi bijaksana. Karena orang cerdas/pintar hanya membodoh-bodohi orang bodoh. Sedangkan orang bijak memahami orang bodoh dan menuntunnya kejalan kebenaran.
By: Don Sisco. P
0 komentar:
Posting Komentar