KISRUH DPT PINTU MASUK KECURANGAN-Banyaknya Pemilih Ganda maupun pemilih yang sudah meninggal, dan dibawah umur yang terdaftar di DPT meupakan pintu masuk untuk melakukan kecurangan. Karena dengan adanya Hal diatas pada DPT, maka kemungkinan melakukan kecurangan pada waktu pemilihan sangatlah besar.
Menurut Pemuda Indonesia Baru hal ini sangat rasional dan . Adapun cara atau proses kecurangan dengan memanfaatkan Kisruh DPT adalah sebagai berikut:
a. Pada TPS
b. Pada PPS.
Pada PPK disini lebih cenderung penyesuain data supaya, tidak terlampau mencolok supaya dapat meminimalkan kecurigaan.
d. KPUD
Penyesuaian Data, dan bila ada komplain. KPUD hanya tingal Lempar bola sana sini.
e. KPU
Menghitung dan mengumumkan serta menetapkan. dan bila ada komplain tinggal lempar bola sana sini.
Dengan propaganda yang jitu maka kecurangan yang sistemik dan rapi diatas maka hampir kecurangan tersebut tidak terlihat, dan bahkan sulit dibuktikan. Untuk itu kepada isu sekuat apapun pihak yang menyatakan bahwa pilpres ini curang, hanya akan menjadi wacana belaka. Marilah kita serahkan semua kepada Tuhan, Semoga Indonesia bisa tabah menghadapi dan menjalani kehidupannya 5 tahun kedepan. Dan kita hanya bisa berharap semoga dibalik itu semua ada niat baik dan ketulusan hati untuk membangun bangsa kearah yang lebih maju. Karena terkadang untuk melaksanakan idealisme seseorang harus ditempuh dengan langkah pragmatisme yang kotor. Semoga saja Ideal untuk kita semua.
Menurut Pemuda Indonesia Baru hal ini sangat rasional dan . Adapun cara atau proses kecurangan dengan memanfaatkan Kisruh DPT adalah sebagai berikut:
a. Pada TPS
- Pemilih Ganda, meninggal, dibawah umur, dan tidak jelas yang ada di DPT akan dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan dengan cara, Menyuruh orang lain yang tidak terdaftar untuk memilih Calonnya dengan iming-iming akan mendapatkan imbalan tentunya.
- Menyuruh pemilih yang terdaftar untuk memilih calonnya dengan cara mencontreng beberapa kertas suara yang seyogianya untuk pemilih yang ganda tersebut.
- Calon Pemilih yang sudah diprediksikan bakal tidak memilih calonnya tidak dimasukan pada DPT. Untuk Menghindari jumlah DPT tidak berkurang ataupun supaya memenuhi maka dimasukanlah pemilih ganda maupun yang sudah meninggal bahkan dibawah umur.
- Di TPS pada umumnya pemilih tidak pernah memperhatikan no berapa dia dan berapa jumlah pemilih sebelumnya, artinya berapa yang mengguankan hak pilihnya pada TPS tersebut tidak diketahui oleh pemilih, begitu juga saksi. dan kebanyakan para pemilih langsung pulang kerumah. Dalam hal ini juha peluang uttuk melakukan kecurang sangat besar dengan memanifulasi jumlah pemilih.
b. Pada PPS.
- Setelah selesai penghitungan Pada TPS maka kotak suara dan sisa kertas suara dibawa Ke PPS yang selanjutnya nanti dibawa ke PPk. Pada PPS, petugas PPS memanfaatkan waktu untuk membenahi apa yang kira-kira perlu ditambahi dan dikurangi. Segel Kotak bukan persoalan rumit.Peran saksi disini juga tidak begitu ditakutkan, karena pada umumnya saksi hanya mengikuti sampai PPS dan bahkan tidak jarang hanya sampai pada tahap penghitungan di TPS.
- Pada PPS ini juga bisa dilakukan kecurangan apabila sewaktu di TPS tidak dapat dilakukan. Caranya adalah dengan memanipulasi data, karena dibeberapa TPS setelah penghitungan suara Plano tidak ditempelkan. Karena siap pemilihan TPS sudah harus dibongkar.
Pada PPK disini lebih cenderung penyesuain data supaya, tidak terlampau mencolok supaya dapat meminimalkan kecurigaan.
d. KPUD
Penyesuaian Data, dan bila ada komplain. KPUD hanya tingal Lempar bola sana sini.
e. KPU
Menghitung dan mengumumkan serta menetapkan. dan bila ada komplain tinggal lempar bola sana sini.
Dengan propaganda yang jitu maka kecurangan yang sistemik dan rapi diatas maka hampir kecurangan tersebut tidak terlihat, dan bahkan sulit dibuktikan. Untuk itu kepada isu sekuat apapun pihak yang menyatakan bahwa pilpres ini curang, hanya akan menjadi wacana belaka. Marilah kita serahkan semua kepada Tuhan, Semoga Indonesia bisa tabah menghadapi dan menjalani kehidupannya 5 tahun kedepan. Dan kita hanya bisa berharap semoga dibalik itu semua ada niat baik dan ketulusan hati untuk membangun bangsa kearah yang lebih maju. Karena terkadang untuk melaksanakan idealisme seseorang harus ditempuh dengan langkah pragmatisme yang kotor. Semoga saja Ideal untuk kita semua.
0 komentar:
Posting Komentar