Nasionalisme Kalah dengan Terorisme

Nasionalisme Kalah dengan Terorisme-Serangkaian pristiwa aksi terorisme indonesia berupa bom bunuh diri dan modus lainnya ternyata merupakan anak bangsa sendiri walaupun dalangnya ada juga berkebangsaan lain. Hal ini merupakan sebuah permasalahan dan tantangan besar bagi negara republik indonesia yang harus dicari solusi dan langkah antisipasinya, karena bisa saja pristiwa ini akan terus berlangsung apabila tidak adala langkah-langkah yang konkret dari pemerintah untuk mengatasi hal itu.

Permasalahan yang harus dijawab pemerintah sederhana sekali yaitu bagaimana menumbumbuh kembangkan rasa nasionalisme itu pada bangsa ini. Hal ini sangat penting dijawab karena melihat dari siapa yang menjadi pelaku teror terebut merupakan rakyat indonesia sendiri. Pelaku teror tersebut melakukan tindakan yang merugikan bangsanya sendiri dikarenakan tidak adanya cinta terhadap bangsa ini, rasa nasionalisme yang luntur akibat krisis ketidakpercayaan dan hal-hal lain yang mempengaruhi sehingga mereka dengan tega merugikan bangsa dan negara tempat dia lahir dan tumbuh besar.

Musuh dalam selimut itulah pepatah yang mungkin dapat menggambarkan hal ini dan musuh dalam selimut merupakan musuh yang paling berbahaya karena kapan saja bila mau melakukan sesuatu yang tidak baik mereka dapat melakukannya dengan leluasa. Maka wajarlah bila negara-negara luar mengatakan bahwa bangsa ini tempatnya terorisme.

Pristiwa terorisme di Indonesia bukan sekali saja terjadi tapi pemerintah hanya melakukan pedindakan terhadap terorisme yang teridentifikasi. Padahal intinya tidak pernah disentuh yaitu rasa ketidak puasan terhadap keadaan sehingga memebentuk rasa ingin memberontak. Kemudian rasa Nasionalisme juga tidak ditumbuh kembangkan sehingga sangat mudah bagi aktor-aktor intlektual terorisme untuk memasuki alam pemikiran calon-calon kader mereka.

Jadi melakukan pemburuan pelaku terorisme bukan sebuah langkah yang pokok bila kita ingin menghacurkan terorisme di indonesia tapi juga bukan merupakan langkah yang buruk. AKan tetapi menumbuh kembangakan rasa nasionalisme dan cinta tanah air pada rakyat serta pemerataan pembangunan disetiap lini merupakan hal yang pokok. Sehingga dengan adanya rasa cinta dan nasionalisme pada setiap tetes darah rakyat indonesia setiap maka hal-hal yang bersifat merugikan negara indonesia tidak akan mudah diterima oleh saudara/i kita masyarakat indonesia.

Mari kita kalahkan Terorisme dengan Nasionalisme dan Cinta Indonesia. Garuda didadaku bukan Bom di Pundakku.

3 komentar:

Mahir Pakpahan mengatakan...

Nasionalisme akan semakin runtuh ditengah himpitan ekonomi dan pemerintahan yang korup.
Mungkin secara temporer nasionalisme bisa tumbuh dengan adanya KONFLIK ekstern ( Konflik dengan negara lain). Tetapi untuk Nasionalisme yang berdasar dan kokoh membutuhkan keteladanan dari elit politik untuk menumbuhkembangkan Nasionalisme itu.

yanky mengatakan...

Lawan terorisme dan mari tumbuhkan nasionalisme lewat buku. Baca dan ikuti diskusinya di facebook tentang pembahasan BUKU BENCANA JAWA 2011.

http://www.facebook.com/groups.php?ref=sb#/group.php?gid=106527297023

buku BENCANA JAWA 2011 bisa dibeli online
< Beli buku Bencana Jawa 2011 disini

Ahmad Wahyudhi mengatakan...

Menumbuhkan nasionalisme itu seruan bagus. Lantas corak nasionalisme seperti apa yang paling "pas" untuk menghadapi penggerebekan global capitalism? Seruan nasionalisme kebangsaan atau nasionalisme kerakyatan harus dilandasi sintesa yang serasi antara nilai-nilai ideal dan batasan realitas. Tantangan fundamental yang dihadapi adalah, kita, sebagai bangsa, telah dirasuki anasir-anasir hedonisme. Pemujaan yang berlebih-lebihan terhadap kebendaan. Perilaku materialisme, konsumerisme, individualisme, oportunisme dan pragmatisme sudah menjadi fenomena kontekstual dalam perihidup sosial kita, baik dalam strata elite maupun massa rakyat.
Semenjak reformasi, belum ada pemimpin kita yang berani melemparkan gagasan tentang "identitas" bangsa secara eksplisit. Mengapa? Sebab butir-butir mutiara dari identitas kita telah terpendam dalam kubangan perilaku pragmatisme yang terus menyempit.

Berbagi OPINI

Subscribe Bookmark and Share

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

 Subscribe in a reader

Yahoo bot last visit powered by Scriptme Google bot last visit powered by Scriptme