Revolusi Indonesia Sebuah Jawaban - Perkembangan suatu bangsa tidak telepas dari proses perubahan melintasi ruang dan waktu. Perkembangan suatu bangsa akan semakin cepat bila dinamika sosial bangsa tersebut juga berjalan dengan dengan cepat pula.
Dinamika sosial akan bergerak dengan cepat apabila masyarakat dari suatu bangsa itu mempunyai hasrat tinggi untuk mencapai tujuan mereka dan tentunya didukung oleh pemikiran yang kritis. SEhingga dari hasil pemikiran kritis tersebut timbul ide ide yang cemerlang untuk memunculkan suatu terobosan baru untuk menggerakkan suatu perubahan.
Sejarah perkembangan indonesia dimulai pada ketika 64 tahun silam Para pejuang kita memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia atas nama Soekarno-Hatta. 17 agustus 1945 hari lahirnya indonesia yang dihiasi dengan teriakan Merdeka!!!!! diseluruh Pelosok Nusantara. Jabatan Tangan dengan semangat Kemerdekaan membara disetipa dada para pejuang dan pemuda pada saat itu.
Perubahan dari bangsa terjajah menjadi bangsa merdeka memberikan banyak harapan dan cita-cita dalam setia[ benak anak bangsa, yang telah jelas tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa tujuan indonesia menciptkan masyarakat adil dan makmur. Harapan itu tidaklah sesuatu yang muluk-muluk, karena Indonesia mempunyai Kekayaan yang berlimpah ruah untuk menjadikan setiap penduduknya tidak perlu mengemis, menjadi budak, dan mengharap belas kasihan dari bangsa lain.
Langkah Nasionalisasi yang dilakukan oleh pemerintah Soekarno pada masa itu merupakan sebuah langkah yang sangat baik untuk menuju cita-cita tersebut. Akan tetapi lamanya indonesia dijajah tidak cukup membuat pergerakan menuju indonesia adil dan makmur berjalan dengan cepat, karena sebagai negara yang lahir masih banyak sekali karakter-karakter Feodal maupuan eforia kemerdekaan yang menyesatkan yang tertanam pada masyarakat dan kelabilan pegangan hidup dalam berbangsa dan bernegara oleh karena itu dipelukan sebuah Revolusi sosial yang pada saat itu dipimpin langsung oleh Soekarno.
Revolusi ini, ternyata dihempang oleh negara-negara yang " Memunyai kepentingan Indonesia Tetap Bodoh" Maka Gerakan intelijen asingpun memaingkan peranan untuk menghancurkan Revolusi tersebut dengan memanfaatkan sebuah gerakan yang disebuat memabahayakan Pancasila. Moment inilah mengawali sebuah orde dan mengubur orde sebelumnya.
32 tahun semenjak pergantian era tersebut indonesia berada dalam tangan diktator ciptaan tangan asing. Akbiatnya Cita-cita Indonesia yang luhur nan mulia tersebut hanya sebatas tulisan tanpa sebuah tanggung jawab untuk mencapainya dalam genggaman tangan-tangan kaum miskin yang semakin lama semakin bertambah jumlahnya. Setiap gerakan yang mencoba mengkritisi keadaan tersebut langsung dikubur, yang memainkan peranan juga intelijen. Keadaan ini tidak lebih dari Penjajah, dimana kebebasan dipenjarakan dalam ancaman Petrus dan Penculikan.
Penjajahan ini baru dapat kita bebaskan pada tahun 1997-1998 dengan turunnya Sang Diktator dari Singgasana Kearoganan. Reformasi lahir pada saat itu dengan membawa beberpa agenda yang harus dilaksanakan oleh pemerintah baru. Agenda tersebutlah yang dianggap sebagai biang kerok dalam penghambat pergerakan indonesia menuju masyrakat adil dan makmur.
Pasca Reformasi dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara bergerak semakin cepat, dalam kurun 4 tahun telah ada 3 x pergantian presiden dan hingga saat usia Reformasi masih berumur 10 tahun sudah ada 4 presiden yang memimpin bangsa ini.
Dinamika yang begitu cepat ini ternyata tidak diikuti oleh perkemmabangn percepatan pencapaian tujuan nasional, yang ada malahan Pengkerukan uang negara ratusan Triliun rupiah oleh para koruptur, Hutang yang terus bertambah walaupun baru tahun ini cadangan Devisa mencapai angka terbesar dalam sejarah Indonesia.
Kebijakan-kebijakn yang katanya Pro rakyat ternyata pinjaman dari luar negeri, Pihak pengusaha/pemodal tetap dimanjakan dengan adanya kebijkan pembersihan pajak bagi para pengusaha. Pengangguran semakin meningkat, angka kemiskinan terus bertambah, Penginaan dari negara-negara lain, kasus korupsi tetap merajalela dengan metode baru.
Reformasi pada awalnya dianggap sebagai langkah awal dan titik terang menuju indonesia baru yang sejahtera dan berkeadilan akan tetapi bila kita lihat situasi dan kondisi saat ini hal itu hanyalah sebuah fatamorgana dipadang pasir.
Banyak kalangan bahwa Orde baru hanya berganti kulit, dan hal itu memang sangat rasional. Hal ini dapat kita lihat dari pola-pola kebijakan pemerintah beberapa tahun ini ada beberapa UU yang dikeluarkan oleh pemerintah tenyata mengarah kepada Penjajahan, sepeti UU Rahasia Negara, UU KIP, UU Pengadilan Tipikor yang mengkebiri KPK yang selama ini menurut sebagian besar masyarakat ampuh dalam membrantas korupsi. Perppu yang dibuat untuk melindungi kelompok dengan mengorbankan uang negara seperti Perpu no. 4 Tahun 2008. Ironisnya para penegak hukum ditanah air dapt diobok-obok oleh seseorang.
DPR yang pada hakekatnya adalah rumah aspirasi rakyat ternyata hanya rumah dagang kepntingan kelompok elite elite politik partai politik. Rakyat Indonesia saat ini hanyalah pelengkap penderita dalam strukutur ketatanegaraan sebuah negara. Kedaulatan tidak berada ditangan rakyat tapi ditangan pemerintah. Rakyat hanya dijadikan budak politik, Apa yang didapatkan rakyat? Tidak ada, yang ada hanyalah rakyat mendapatkan sesuatu karena keringatnya sendiri.
Indonesia telah berumur 64 tahun dan telah mengalami beberapa kali proses perubahan akan tetapi yang ada hanyalah pergantian pimpinan bukan perubahan. Hanya satu macam perubahan yang belum di adakan yaitu REVOLUSI. Saatnya Rakyat mengambil kedaulatanya kembali. Mari Bung... Lawan Pentungan, Tank, Senjata, Bom..Lebih Baik Mati Berjuang dari Pada Mati Menunggu diperjuangkan..!!! Revolusi.... Revolusiiii... Revolusiii sampai mati.....!!!! Setengah Merdeka...!!!
By: Don Sisco.P
Artikel Terkait:
0 komentar:
Posting Komentar