Isu Satu Putaran Rasionalisasi Kecurangan-
Pilpres 2009 di isukan hanya berlangsuang satu putaran. Hal ini berdasarkan sebuah hasil survey dari sebuah lembaga survey yang menyatakan bahwa salah satu Capres akan mendapatkan sekitar 67 % suara yang berarti tidak diperlukan putaran kedua karena telah memenuhi syarat 50+1 yang disyaratkan oleh UU.
Hasil Survey ini mendapat perhatian yang cukup besar dari berbagai kalangan khususnya Capres-Cawapres maupun tim suksesnya yang merupakan kompetitor dari capres yang dikabarkan menurut hasil survey akan menang dalam satu putaran.Hasil ini mereka anggap tidak rasional.
Menurut beberapa orang bahwa hal ini merupakan pengarahan yang tidak mendidik serta tidak realistis dan kesannya dibuat-buat karena Lembaga survey tersebut didanai oleh konsultan pemenagan salah satu calon. Akan tetapi hal ini dibantah oleh lembaga survey tersebut dengan menyatakan bahwa surevey tersebut diadakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme survey yang benar dan kemungkinan kesalahanya hanya sekitar 2 %.
Melihat dari jumlah suara koalisi partai yang mendukung Capres yang mempunyai suara sekitar 51 % dari total suara pada Pileg April kemaren, hal ini memang rasional bahwa hanya ada satu putaran. Akan tetapi melihat banyaknya kader-kader partai yang yang membelot mendukung capres lain, hal itu dapat terbantahkan, ditambah hasil survey lembaga lain yang menyatakan bahwa Pilpres 2009 ini berlangsung dua putaran.
Belajar dari peran dan fungsi propaganda, maka isu ini dapat di indikasikan hanya sebuah alat untuk sebuah langkah untuk mencapi tujuan yang berfungsi sebagai hegemoni.Sehingga ada gerakan yang nantinya dapat tertutup atau dikaburkan, minimal menimalisir sebuah reaksi kontra. Yang jelas isu ini merupakan tahapan proses yang nantinya dapat menjadi sebuah rasionalisasi.
Pilpres 2009 di isukan hanya berlangsuang satu putaran. Hal ini berdasarkan sebuah hasil survey dari sebuah lembaga survey yang menyatakan bahwa salah satu Capres akan mendapatkan sekitar 67 % suara yang berarti tidak diperlukan putaran kedua karena telah memenuhi syarat 50+1 yang disyaratkan oleh UU.
Hasil Survey ini mendapat perhatian yang cukup besar dari berbagai kalangan khususnya Capres-Cawapres maupun tim suksesnya yang merupakan kompetitor dari capres yang dikabarkan menurut hasil survey akan menang dalam satu putaran.Hasil ini mereka anggap tidak rasional.
Menurut beberapa orang bahwa hal ini merupakan pengarahan yang tidak mendidik serta tidak realistis dan kesannya dibuat-buat karena Lembaga survey tersebut didanai oleh konsultan pemenagan salah satu calon. Akan tetapi hal ini dibantah oleh lembaga survey tersebut dengan menyatakan bahwa surevey tersebut diadakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme survey yang benar dan kemungkinan kesalahanya hanya sekitar 2 %.
Melihat dari jumlah suara koalisi partai yang mendukung Capres yang mempunyai suara sekitar 51 % dari total suara pada Pileg April kemaren, hal ini memang rasional bahwa hanya ada satu putaran. Akan tetapi melihat banyaknya kader-kader partai yang yang membelot mendukung capres lain, hal itu dapat terbantahkan, ditambah hasil survey lembaga lain yang menyatakan bahwa Pilpres 2009 ini berlangsung dua putaran.
Belajar dari peran dan fungsi propaganda, maka isu ini dapat di indikasikan hanya sebuah alat untuk sebuah langkah untuk mencapi tujuan yang berfungsi sebagai hegemoni.Sehingga ada gerakan yang nantinya dapat tertutup atau dikaburkan, minimal menimalisir sebuah reaksi kontra. Yang jelas isu ini merupakan tahapan proses yang nantinya dapat menjadi sebuah rasionalisasi.
0 komentar:
Posting Komentar